“Memburu Kelezatan: Eksplorasi Rendang Khas Payakumbuh oleh Mahasiswa PMM3 ISI Padangpanjang”

Padangpanjang, 14 Oktober 2023 – Perjalanan kuliner yang menggugah selera membawa mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM3) ISI Padangpanjang dalam sebuah petualangan kuliner yang tidak terlupakan, menjelajahi kelezatan rendang khas Payakumbuh. Dalam kegiatan yang dinamai “Memburu Kelezatan”, mahasiswa merasakan tak hanya cita rasa lezat, tetapi juga cerita panjang di balik hidangan tradisional ini.

Tempat yang pertama disinggahi, yaitu gerai Dapur Riry. Di dalam gerai tersebut banyak dijajakan berbagai macam jenis olahan rendang, mulai dari rendang daging sapi, rendang suwir ayam, rendang telur, hingga rendang singkong. Harga dari rendang yang mereka jajakan cukup variatif, tergantung dengan jenis rendang tersebut.

Haris  pemilik Rendang Riry, mengisahkan ”Awalnya kami buka usaha Rendang ini sekitar tahun 2000, saat itu kami dibantu dua orang karyawan, keduanya bagian dapur dan untuk pemasaran ya kami sendiri,” ujarnya.

 

Haris Budiman pun lanjut menceritakan bahwa rendang yang mereka produksi itu tak hanya dijual di daerah Sumatera Barat, melainkan sudah menyebar di sebagian penjuru negeri, bahkan sampai ke beberapa negara.

”Untuk penjualan rendang ini kami tak hanya menjual di daerah Sumatera barat, Rendang Riry telah menjelajah ke sejumlah kota. Antara lain Jakarta, Palembang, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Batam, Medan, dan lainnya. Selain itu, kami juga telah menjajakan Rendang Riry ini ke mancanegara, antara lain, Hongkong, Malaysia, dan Arab Saudi.

Setelah kami dan sang pemillik Dapur Riry itu selesai bertanya jawab, kemudian kami diajak untuk melihat bagaimana proses produksi Rendang Riry. Kami seluruh mahasiswa PMM3 ISI Padangpanjang yang berjumlah 39 orang, secara berkelompok bergantian untuk masuk ke dapur produksi Rendang Riry. Di dalam dapur produksi itu, kami melihat bagaimana proses pembuatan Rendang Riry yang sudah mendunia ini.

Sembari melihat proses pembuatan Rendang Riry, kami juga ditemani oleh salah satu pegawai dari Dapur Riry. Tak hanya menemami kami untuk berkeliling dan melihat bagaimana proses produksi berlangsung, pegawai yang menemani kami ini pun menjelaskan bagaimana proses produksi Rendang Riry. Mulai dari bahan baku, proses pemasakan, hingga bagaimana cara mereka untuk mengemas produk mereka dengan ciamik agar produk mereka menarik dan tidak mudah kadaluarsa.

Tak hanya melihat proses bagaimana mereka produksi, kami pun diberi salah satu olahan rendang yang menjadi best seller yaitu rendang telur. Dan juga diberikan kesempatan mencoba bagaimana cara mengolah bahan masakan hingga menjadi makanan yang mendunia. Kami mencoba mengaduk rendang yang sedang dimasak, dan membantu proses pengemasan. Setelah sekian lama, mempelajari dan mencoba berbagai olahan rendang. Tidak lupa kami membeli beberapa olahan rendang untuk oleh-oleh.

Pembimbing PMM3, Naufal, menjelaskan bahwa Kegiatan ini, untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang rendang yang lezat dan autentik. Mahasiswa terjun ke dapur-dapur khas dan melibatkan diri dalam proses memasak rendang dari awal hingga akhir, memahami setiap bumbu dan langkah tradisional yang melekat pada kearifan lokal.

Dalam perjalanan ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang seni memasak rendang, tetapi juga mendengar kisah-kisah di balik setiap varian rendang yang ada. Dari tradisi keluarga hingga nilai-nilai budaya yang terkandung dalam hidangan tersebut, Memburu Kelezatan menjadi lebih dari sekadar mencicipi makanan; ini adalah perjalanan rasa dan pengetahuan.

Selain pengalaman memasak, mahasiswa juga menjelajahi warung-warung rendang terkenal di Payakumbuh. Berdiskusi dengan pemilik warung dan mengevaluasi perbedaan nuansa rasa di setiap tempat, mereka menghargai keragaman kuliner dan keunikannya. Ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang memahami sejarah, kebudayaan, dan identitas yang terkandung dalam setiap gigitan.

Melalui modul nusantara, diharapkan mahasiswa PMM3 ISI Padangpanjang dapat membawa pulang lebih dari sekadar kenangan perut kenyang. Pengalaman ini diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi kreativitas dan keberagaman, serta menumbuhkan apresiasi yang lebih mendalam terhadap warisan kuliner dan budaya lokal.