Mahasiswa PMM 3 ISI Padangpanjang Melakukan Wisata Religi : Meningkatkan Toleransi Antar Umat Beragama

Padangpanjang, Dalam semangat memperdalam pemahaman lintas budaya dan memupuk rasa persaudaraan antarumat beragama, mahasiswa Program Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan 3 dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang memulai perjalanan wisata religi yang penuh makna. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi, menggali nilai-nilai spiritual, dan melibatkan mahasiswa dalam pertukaran budaya yang berarti.

Kegiatan kegiatan Modul Nusantara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023 dengan tema Kebhinekaan ke beberapa tempat religi yang ada di Kota Padang diantaranya Klenteng See Hien Kiong, Vihara Buddha Warman, dan Masjid Raya Sumatera Barat.

Perjalanan penuh makna ini dalam rangka memahami keberagaman agama di Indonesia. Dengan mengunjungi tempat-tempat ibadah yang berbeda, mereka berharap dapat meningkatkan toleransi dan memperkuat hubungan harmonis antar umat beragama.

Pembimbing PMM, Ezu Oktavianus,M.Sn, menyampaikan, “Melalui wisata religi ini, kami berharap mahasiswa PMM dapat menjadi duta perdamaian dan toleransi. Tujuan utama adalah mengembangkan kesadaran lintas budaya, membuka pikiran mereka terhadap pluralitas agama, dan menggali kebijaksanaan spiritual yang dapat membentuk karakter dan kepemimpinan mereka di masa depan.”

Ia menambahkan, “Kami berharap perjalanan ini akan menciptakan perubahan positif dalam diri mahasiswa PMM, menjadikan mereka pembawa pesan harmoni dan kerukunan di tengah masyarakat yang heterogen.”

Melalui perjalanan wisata religi yang penuh makna ini, mahasiswa PMM 3 ISI Padangpanjang tidak hanya mengeksplorasi warisan keagamaan Indonesia, tetapi juga membawa pulang pelajaran penting tentang toleransi, keberagaman, dan persatuan. Mahasiswa PMM merasakan pengalaman berharga dalam memahami dan menghargai keberagaman budaya dan kepercayaan. Ini memberikan pondasi yang kuat untuk memahami kompleksitas masyarakat Indonesia yang multikultural. Melalui interaksi dengan komunitas setempat, mahasiswa PMM membawa serta kekayaan budaya mereka sendiri, sementara juga menyerap dan menghormati keunikan budaya tempat yang mereka kunjungi.

Ezu menjabarkan  tempat ibadah yang  dikunjungi adalah Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat. Arsitektur masjid ini merupakan hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007. Secara umum, arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu, arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Kota Mekkah pada setiap sudutnya.

Kemudian tempat ibadah  Klenteng See Hien Kiong yang merupakan tempat ibadah Tionghoa di Sumatera Barat. Kelenteng ini dulunya bernama Kwan Im dan dibangun pada masa Lie Goan Hoat. See Hien Kiong secara harfiah diartikan “Siapa diantara mereka itu yang keliru pikirannya, disanalah tempat ia pergi bertenang, bagi orang yang sakit boleh bertanya obat apa harus diambil, orang berdagang bisa beruntung dan orang dalam negeri memperoleh selamat. Kelenteng dijadikan tempat awal menetap bagi masyarakat Tionghoa yang baru pindah dari Tiongkok. Banyak masyarakat Tionghoa yang menjadikan kelenteng ini batu loncatan untuk sukses. Awalnya mereka tidak ada tempat menetap dan saudara, dengan menetap sementara di Kelenteng sesuai dengan nama See Hien Kiong, mereka berkenalan dengan saudara yang lainnya sehingga menjadi jembatan untuk sukses dan berkembangnya ekonomi masyarakat Tionghoa diperantauan (Padang).

Selanjutnya, tempat ibadah  yang dikunjungi adalah Vihara Buddha Warman yang merupakan tempat ibadah umat Buddha di Sumatera Barat. Buddha Warman berarti Cahaya atau Sinar Buddha. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Vihara Buddha Warman, baik yang bersifat Sosial maupun keagamaan, antara lain adalah : Sembahyang Duka, Pemberkahan Pernikahan, Mengunjungi Rumah Jompo, Panti Asuhan, Donor Darah, Belajar Agama Buddha, dan lain sebagainya.