“Kunjungan Seni Budaya yang Menggetarkan Hati: Apresiasi Terhadap Seni Karawitan di ISI Padangpanjang”

Padangpanjang, Kamis 12 Oktober 2023 – Suasana meriah dan penuh apresiasi memenuhi panggung Seni Karawitan ketika siswa dan guru SMPN 7 Kota Pariaman memberikan tepukan tangan yang hangat untuk dua karya mahasiswa yang dipentaskan. Pertunjukan ini adalah bagian dari kunjungan seni budaya yang telah dijadwalkan oleh SMPN 7 Kota Pariaman ke Program Studi Seni Karawitan di Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Padangpanjang. Di bawah pengawasan Guru Seni Budaya, Ginef Riadi, S.Sn, kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai seni budaya, khususnya dalam konteks musik nusantara.

Pertunjukan komposisi musik yang memukau ini mendapatkan panduan yang sangat profesional dari dua mahasiswa Seni Karawitan yang piawai, yaitu Abdul Aziz dan Angelyca Putri Utami. Mereka berhasil mengatur seluruh jalannya acara, mulai dari awal hingga akhir, dengan penuh keahlian, sehingga memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton.

Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Seni Karawitan, Dr. Saepul Haris, S.Sn., M.Sn, merasa sangat terhormat atas pemilihan Program Studi Seni Karawitan sebagai tujuan kunjungan ini. Ia mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas keputusan tersebut. Dr. Saepul Haris juga mengakui bahwa ia tidak pernah membayangkan bahwa Seni Karawitan akan menjadi pusat perhatian di antara 21 Program Studi yang ada di ISI Padangpanjang. Kendati begitu, beliau merasa bangga bahwa seni Karawitan mendapatkan pengakuan terpilih untuk dikunjungi.

 

Namun, dengan kerendahan hati, Dr. Saepul Haris juga mengucapkan permintaan maaf apabila ada pelayanan yang tidak mencapai ekspektasi selama kunjungan ini. Kesempatan ini digunakan untuk memastikan bahwa kepuasan dan kenyamanan para tamu selalu menjadi prioritas utama di Program Studi Seni Karawitan. Ia berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan di masa depan, sehingga pengunjung merasa lebih diterima dengan baik di program studi mereka. Dalam wawancara berikutnya, Dr. Saepul Haris juga menjelaskan berbagai program akademik dan peluang yang ditawarkan oleh Program Studi Seni Karawitan kepada para siswa dan calon mahasiswa, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai destinasi unggulan bagi para pecinta seni.

Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Pariaman, Fitra Wati S.Pd, dengan penuh semangat menyatakan bahwa kehadiran siswa di Program Studi Seni Karawitan adalah hasil dari rekomendasi guru seni budaya yang telah dengan seksama melihat banyaknya aktivitas kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Prodi Seni Karawitan. Menurutnya, kunjungan ini tak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga memberikan dorongan yang kuat bagi siswa untuk lebih mendalami pembelajaran seni budaya.

Fitra Wati juga mengungkapkan ketertarikannya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang ISI Padangpanjang, yang diharapkan dapat mengungkapkan keberagaman aktivitas seni yang terjadi di kampus biru tersebut. Bagi siswa yang memiliki bakat dan minat dalam seni, pengetahuan tersebut mungkin akan membuka pintu bagi mereka untuk mempertimbangkan ISI Padangpanjang sebagai tempat pendidikan lanjutan di bidang seni di masa depan. Dengan cara ini, kunjungan ini tidak hanya menjadi momen kunjungan saja, tetapi juga menjadi awal dari sebuah perjalanan panjang dalam pengembangan bakat dan minat siswa dalam seni.

Dalam kesempatan tersebut, Susandrajaya, S.Sn., M.Sn, diminta untuk memberikan sepatah dua patah kata sebagai perwakilan dosen dari Program Studi Seni Karawitan, beliau memberikan penjelasan yang sangat informatif tentang beragam bidang seni dan budaya yang dihidupkan di ISI Padangpanjang. Dalam penjelasannya, ia mengungkapkan bahwa institusi ini telah menghadirkan 21 Program Studi Strata 1 (S1) dalam berbagai bidang akademik dan vokasi, serta melengkapi dengan 4 Program Studi Pascasarjana (S2). Semua ini adalah bagian dari upaya terobosan yang diambil oleh ISI Padangpanjang untuk menjawab tantangan masa depan dalam dunia seni yang semakin berkembang dan kompleks.

Sebagai seorang pendidik dan penggerak seni, Susandrajaya memberikan pesan yang sangat berharga kepada para siswa yang hadir. Ia menekankan pentingnya menjadikan seni budaya sebagai fokus utama dalam upaya meningkatkan kepekaan sosial, terutama di era yang dipenuhi oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat. Pesan ini menggugah para siswa untuk mempertahankan dan merayakan warisan seni budaya mereka, bahkan di tengah perubahan zaman yang begitu cepat. Ini adalah panggilan untuk menjadikan seni sebagai benteng kepekaan sosial dan untuk memahami kekayaan budaya yang menjadi identitas mereka, sambil tetap mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju.

Setelah rangkaian sambutan yang menginspirasi, tahap selanjutnya adalah sajian dua pertunjukan karya mahasiswa dari Program Studi Seni Karawitan. Pertunjukan pertama, yang berjudul “Barulang” dan diciptakan oleh Fajar Anugrah, menjadi sorotan utama. Karya ini mengambil inspirasi dari musik tradisi Saluang dendang repertoar lagu Singgalang Baparak Tabu. Dalam pertunjukan ini, para penonton dihadapkan pada harmoni yang menggugah dengan permainan melodi yang penuh kecerdikan, disertai lantunan vokal yang bervariasi dan memukau. Dalam penciptaannya, Fajar Anugrah memanfaatkan tiga buah saluang, kucapi, dan katuak katuak sebagai instrumen utama. Hasilnya adalah sebuah karya yang menghadirkan nuansa baru yang segar, namun tetap mampu memelihara rasa dan roh tradisi yang begitu kental. Pertunjukan ini menggambarkan kesungguhan dalam melestarikan seni tradisional sambil mengembangkannya dalam bentuk yang inovatif, memberikan pengalaman yang mendalam bagi seluruh penonton yang hadir.

Tak hanya satu, pertunjukan seni yang memukau ini memasuki babak kedua dengan karya berjudul “Guguah Rarak” yang merupakan ciptaan Azrizer. Karya ini mengambil inspirasi dari musik tradisional Calempong Rarak Godang, yang tumbuh dan berkembang di wilayah Taluak Kuantan, Provinsi Riau. Dalam pertunjukan ini, para penonton dihadapkan pada instrumen-instrumen yang sangat beragam, yang mencakup calempong, akordion, gandang tambua, dua set simbal, gandang tipa sedang, gong, dan gitar bass. Melalui komposisinya, Azrizer berhasil menghadirkan sentuhan world musik dengan memasukkan elemen-elemen musik populer, seperti gitar bass, sehingga menciptakan alur yang beragam dan dinamika yang memukau.

Karya “Guguah Rarak” ini tidak hanya memadukan unsur-unsur berbeda dalam harmoni yang indah, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam dalam mengeksplorasi perbedaan budaya dan menyatuannya dalam harmoni unik. Ini adalah contoh nyata bagaimana seni mampu menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, serta bagaimana musik bisa menjadi bahasa universal yang menggugah perasaan dan menghubungkan berbagai budaya dalam satu kesatuan yang harmonis.

Kedua karya yang dipentaskan tersebut memunculkan sambutan yang luar biasa dari para siswa dan guru yang memenuhi panggung seni. Momen apresiasi ini menjadi bukti nyata dari sejauh mana kreativitas dua komposer telah menginspirasi dan menyentuh hati penonton. Mereka dengan tulus menghargai upaya komposer dalam mengangkat elemen-elemen tradisional ke dalam panggung seni yang modern.

Para penonton merasa bahwa kreativitas yang ditampilkan oleh Fajar Anugrah dalam “Barulang” dan Azrizer dalam “Guguah Rarak” memiliki potensi besar untuk merangsang imajinasi dan keinginan siswa untuk lebih berinovasi dalam proses pembelajaran mereka di sekolah. Mereka yakin bahwa memahami dan menghargai seni budaya serta warisan tradisional adalah langkah awal yang penting untuk merangsang kreativitas dan perkembangan individu

Apresiasi ini juga mencerminkan bagaimana seni mampu menghubungkan masa lalu dengan masa kini, membawa tradisi hidup ke dalam dunia yang berubah dengan cepat, dan menginspirasi para generasi muda untuk terus menjaga warisan budaya mereka. Kesuksesan kedua karya ini dalam menginspirasi penonton adalah bukti kuat akan kekuatan seni dalam membentuk budaya dan pendidikan.

Sebagai tanda terima kasih yang tulus atas kunjungan yang berkesan, Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Pariaman memberikan cenderamata yang istimewa sebagai ungkapan penghargaan kepada Prodi Seni Karawitan. Cenderamata tersebut berupa “Tabuik Mini,” sebuah simbol yang melambangkan daerah asal mereka, Pariaman, dengan semua keindahan dan nilai budayanya.

Tindakan ini mencerminkan rasa terima kasih yang mendalam atas penerimaan hangat yang diberikan oleh Prodi Seni Karawitan kepada sekolah mereka. Kepala Sekolah berharap bahwa kunjungan ini akan menjadi pendorong bagi siswa-siswa untuk semakin bersemangat dalam mengembangkan kreativitas mereka di lingkungan sekolah. Cenderamata tersebut juga menjadi pengingat akan pertemuan yang berharga ini, dan menghubungkan dua institusi pendidikan yang berbeda dengan harapan bersama untuk lebih menghargai seni dan budaya, serta memupuk semangat berinovasi di kalangan siswa. Dengan menghadirkan bagian dari identitas lokal mereka, Kepala Sekolah ingin menginspirasi siswa untuk menjaga akar budaya mereka sambil merangkul masa depan yang lebih cerah melalui seni. (rilis)