REKTOR ISI PADANG PANJANG PENUHI UNDANGAN FGD-OIKN DI SURABAYA

Rektor ISI Padang Panjang Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum bersama Rektor Perguruan Tinggi Seni menghadiri Focus Group Discussion yang diselenggarakan Otorita Ibukota Nusantara (OIKN) pada tanggal, 7-9 September 2023 di Hotel Vasa Surabaya. Pertemuan ini membahas pengembangan budaya dan penyusunan strategi pengembangan seni dan budaya wilayah IKN. Tujuan FGD melibatkan semua pemangku kepentingan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Partisipasi masyarakat, dan pelestarian warisan budaya sebagai prioritas utama melibatkan identifikasi kebutuhan, eksplorasi strategi inovatif, evaluasi kebijakan, memperkuat kemitraan, dan membangun pemahaman serta dukungan publik. Hasil dari FGD diharapkan menghasilkan sesuatu yang bisa dijadikan dasar pembentukan atau perumusan seni dan budaya yang ada di IKN. Acara dimulai pukul; 19.00 WIIB dibuka oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin. Dalam sambutannya ia menyatakan besar harapan pihaknya untuk bisa merumuskan kebijakan seni dan budaya yang ada di IKN, sesuai arahan Kepala OIKN Bambang Susantono yakni ingin membuat sesuatu yang berbeda di Nusantara melalui seni dan budaya.

Sembilan Rektor perguruan tinggi seni semuanya hadir dalam FGD-OIKN ini antara lain: Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, Rektor ISI Padang Panjang Dr. Febri Yulika, S.Ag., M. Hum, Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Dr. Indah Tjahjawulan, Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum Rektor ISI Surakarta Dr. I Nyoman Sukerna, Rektor ISBI Aceh DR. Wildan, Plt. Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Dr. Irwandi, Rektor Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya Dr. Jarianto, Rektor ISBI Papua Dr. I Dewa Ketut Wicaksana. Pada kesempatan ini, OIKN Bersama sembilan perguruan tinggi seni mendeklarasikan pembentukan Kolegium Seni Budaya IKN. Kolegium ini memiliki visi untuk aktif berkontribusi dalam mewujudkan ekosistem seni budaya di Ibu Kota Nusantara. Pihak OIKN ingin menciptakan kota yang liveable and loveable city di IKN. Seni dan budaya menjadi salah satu daya tarik di Ibu Kota Nusantara (IKN). OIKN juga  mengundang Seniman Butet Kartaredjasa dan turut berpendapat “Kita akan membangun karakter bangsa, karakter anak-anak muda, karakter manusia Indonesia melalui seni budaya di Nusantara, ini embrio dari berbagai kekuatan Nusantara yang begitu luas dan akan menjadi satu kebudayaan baru di IKN.” Ia juga berharap nantinya melalui seni budaya, akan dirumuskan kebudayaan Nusantara dan akan terus berlanjut. Selain itu hadir Zainal Dharma Abidin mewakili Budayawan Kalimantan Timur sekaligus Wakil Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara mengatakan,“Siapapun pendatang di sana (IKN), pasti akan muncul kebudayaan baru. Dan masyarakat terbuka menerima kedatangan penghuni baru termasuk terjadinya asimilasi budaya seperti di Jakarta. Tidak perlu khawatir lanjutnya, “karena kita punya filter dan punya acuan Undang-Undang (UU)”

Turut hadir mendampingi Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Alimuddin, yakni Direktur Pelayanan Dasar Suwito. Direktur Pelayanan Dasar OIKN Suwito mengatakan salah satu aspek yang dibahas pada acara pertemuan itu adalah pembentukan kolegium pendidikan seni dan budaya di IKN.”Kalau sudah terbentuk maka bisa melakukan kegiatan pengembangan seni dan budaya di IKN bisa penelitian, pemberdayaan masyarakat,” kata Suwito di sela diskusi. Selain itu dia juga menyebut pihaknya berupaya memenuhi fasilitas dan sarana pendidikan seni melalui pembangunan gedung pertunjukan, sekolah, hingga perguruan tinggi. Karenanya konsep pengembangan seni dan budaya harus dibahas serinci mungkin dengan melibatkan banyak kalangan. “Membuat komunitas tidak cukup gedung, tetapi perlu ruh, seperti nilai-nilai ada di budaya dan seni sehingga bisa melahirkan komunitas yang punya nilai baik untuk pengembangan di IKN,”. Sementara itu Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Hum menyatakan terdapat empat usulan yang diajukan pada pertemuan tersebut, yakni pembentukan kolegium seni untuk IKN. Kemudian terbangunnya komunitas, pembangunan talenta, inovasi, perguruan tinggi seni, dan pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Melalui usulan itu diharapkan pengembangan seni di IKN bisa berjalan lancar dan berkelanjutan.”Semua kemajemukan dihadirkan di sana, setiap masyarakat Indonesia datang ke IKN mengalami bagaimana seni dan budaya Indonesia,”.

Sementara itu Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum Rektor ISI Panjang Panjang menyampaikan, “Indonesia secara geografis Pemerintahan memiliki 38 Provinsi dan tentunya jika kebudayaan Nusantara didalamnya tergabung seni dan budaya yang beragam.“Sedapat mungkin kita menghimpun dan mengakomodir budaya yang ada di Nusantara, setidaknya berimbang”. Lebih jauh Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum mengatakan, ”Tidak menutup mata akan terjadi pergeseran, namun cukup melegakan karena keberadaan IKN diwilayah yang baru. Tidak seperti pendirian ISBI Aceh, ISBI Tanah Papua, ISBI Sul-Sel dan ISBI Kal-Tim”. Dalam kesempatan ini, OIKN Bersama sembilan perguruan tinggi seni mendeklarasikan pembentukan Kolegium Seni Budaya KSB-IKN. Dr.Febri Yulika Rektor ISI Padang Panjang dipilih sebagai Komisi Budaya.

Kesembilan perguruan tinggi yang terlibat yaitu: Rektor Institut Kesenian Jakarta, Dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn. mewakili sembilan perguruan tinggi seni membacakan deklarasi pembentukan Kolegium Seni Budaya IKN (KSB-IKN). Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn., M.Sn. selaku Ketua Badan Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BPTSI) beserta Rektor IKJ (Sekretaris BPTSI) dan perguruan tinggi seni lainnya, bersama-sama membubuhkan tandatangan dan cap institusi masing-masing, disaksikan Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin yang didampingi Direktur Pelayanan Dasar OIKN Suwito. Kolegium ini memiliki visi untuk aktif berkontribusi dalam mewujudkan ekosistem seni budaya di Ibu Kota Nusantara.

Kegiatan FGD ini bertujuan melibatkan semua pemangku kepentingan serta mempertimbangkan aspek keberlanjutan, partisipasi masyarakat, dan pelestarian warisan budaya sebagai prioritas utama melibatkan identifikasi kebutuhan, eksplorasi strategi inovatif, evaluasi kebijakan, memperkuat kemitraan, dan membangun pemahaman serta dukungan publik.

“Pertama, teruwujud kolegium nasional seni untuk IKN, terbangunnya komunitas talenta inovasi, kemudian perguruan tinggi seni, terakhir pendirian SMK-SMK vokasi,” Total ada sembilan perguruan tinggi yang terlibat, dua di antaranya PTS, tujuh lainnya PTN. ISBI Aceh, ISI Padang Panjang, IKJ Jakarta, ISBI Bandung, ISI Surakarta, ISI Yogyakarta, ISI Denpasar, STKW Surabaya, dan ISBI Tanah Papua.

Pada kesempatan terbatas Rektor ISI Padang Panjang Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum (Komisi Budaya KSB-IKN) melalui Wadek III FSP, Enrico Alamo, S.Sn., M.Sn mengusulkan kepada (Ketua KSB-IKN) Prof. Dr. ’Kun’ Adnyana, S.Sn.,M.Sn tentang perlunya pengembangan komisi yang sudah terbentuk sehingga KSB-IKN bisa lentur dalam menjalankan roda organisasi. Rektor ISI Denpasar sependapat dengan hal tersebut dan akan mengkordinasikan dengan Otorita IKN. Komisi KSB-IKN yang baru terbentuk yakni, Komisi Seni, Komisi Budaya dan Komisi Desain. Ketua: Prof.Dr ’Kun’Adnyana, S.Sn., M.Sn (Rektor ISI Denpasar) Sekretaris: Dr.Indah Tjahjawulan, M.Sn. (Rektor IKJ) Bendahara Dr.Retno Dwimawarti, S.Sen., M,.Hum (Rektor ISBI Bandung). (rilis)