RAMAH, TEKUN DAN INTENS MENELITI SENI

#Ini Dia Sosok Febri Yulika, Rektor Terpilih ISI Padang Panjang

Padang Panjang–setelah melalui proses yang mengacu pada aturan pusat mengenai pemilihan rektor, akhirnya Istitut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang akan segera memiliki rektor baru; Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum. Tepilihnya Febri dalam pemilihan yang alot, setelah para calon dikerucutkan menjadi 3 orang saja. Febri berhasil meraih suara terbanyak, selain dari dukungan senat, juga dari suara yang menjadi hak kementrian.

Ditemui Kamis (1/12) Febri mengaku sangat terkejut dengan hasil yang diumumkan, karena dirinya sendiri sebenarnya tidak ngotot untuk jadi orang nomor satu di “kampus biru”. “Saya hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk ISI Padang Panjang selama ini. Saya maju sebagai calon rektorpun lebih banyak karena dukungan teman-teman karena saya kebetulan memiliki kepantasan sesuai persyaratan yang ditetapkan. Sungguh ini bukan hanya berkah, tetapi juga tantangan yang tidak mudah,” kataa Febri.

Lulusan Universitas Gadjah Mada ini berharap agar ke depan, ISI Padang Panjang semakin solid dalam berbenah. “Kita sudah sampai pada pencapaian-pencapaian luar biasa selama kepemimpinan rektor sebelumnya. Kita sudah meningkatkan akreditasi, menambah jumlah prodi, meningkatkan kapasitas SDM pengajar maupun tenaga non kependidikan. Semua itu harus terus dipacu. Tidak ada kata mundur, ISI Padang Panjang harus terus berkembang,” ucapnya semangat.

Febri Yulika lahir di Padang, pada 2 Februari 1974. Sekarang, pria murah senyum ini secara kedinasan menyandang jabatan fungsional akademik sebagai Lektor Kepala. Di keseharian, Febri biasa bolak balik dari kediamannya di Padang ke Padang Panjang demi menunaikan tugas sebagai dosen antropologi budaya. Suami tercinta Susi Fitria Dewi ini resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 2005 lalu.

Febri selama ini dikenal sebagai pribadi santun yaang gigih. Berbagai program penelitian dan pengabdian masyarakat yang ia tekuni dapat dituntaskan dengan baik. Tentang penelitian, Febri lebih banyak menunjukkan ketertarikannya terhadap hubungan seni dan dakwah Islam di dalam khazanah budaya Melayu dan Minang. Tidak tanggung-tanggung, karyanya pernah di muat di jurnal lokal hingga jurnal internasional.

Jika ditelisik dari karya-karya penleitiannya, Febri sama sekali tidak pilih-pilih objek. Hampir semua bidang seni terutama yang bernuansa tradisi pernah ia sigi. Mulai dari musik, kriya, teater tradisi, hingga bentuk-bentuk seni rupa dan seni pertunjukan lain jamak disentuhnya. Ia juga intensif memperhatikan khazanah adat istiadat sejak dari kawasan pesisir Minang hingga “darek”.

Di sisi lain, Febri juga punya visi terhadap pengembangan industri kreatif kesenian ke wilayah bisnis. Hal ini ditunjukkan lewat berbagai program penelitian dan pengabdian yang ia ketuai. Tak ayal, ke depan, Febri juga punya tekad untuk menjadikan ISI Padang Panjang sebagai sentra utama pengembangan industri kreatif di Indonesia.

Ayah dari Maisarah Maulida, Mellisa Siti Fauziah, Mufidah Salma Putri dan Muhammad Syamil ini juga dikenal sebagai sosok paling berperan dalam pendirian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh di Provinsi Nagroe Aceh Darussalam. Febri punya perna penting pula dalam upaya peningkatan status ISI Padang Panjang menjadi BLU.

“Saya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan seluruh Civitas Akademika dan pihak kementrian yang ditumpangan kepada saya dalam pemilihan rektor di tahun ini. Saya juga berterimakasih banyak terhadap rektor Prof Novesar Djamarun, yang telah memimpin di kampus ini selama 2 periode jabatan. Semoga amanah ini menjadi ladang amal bagi saya dan keluarga yang telah mendukung saya untuk mengabdi sekian lama di kampus ini,” ucap Febri. (rilis)