LP3M ISI Padangpanjang Gelar Pelatihan Pekerti Tahun 2022

Padangpanjang, 19 Juli 2022. ISI Padangpanjang kembali menggelar pelatihan “Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti)” yang digelar secara hybrid  Gedung Rektorat lantai 3 ,  dengan jadwal Selasa (19/7/2022) hingga Kamis (28/7/2022).

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Prof. Dr.Andar Indra Sastra, M.Hum, Selasa (19/7/2022). “Pelatihan pekerti ini tentunya menjadi awal baik bagi para peserta. Dengan melaksanakan pelatihan, peserta dapat menimba ilmu di sini,” ujarnya. Pelatihan Pekerti merupakan pelatihan yang rutin dilakukan di semua institusi perguruan tinggi.  “Pelatihan ini menjadi dasar bagi calon dosen mengembangkan diri untuk memenuhi kebutuhan kemampuan mengajarnya,” kata Andar.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Dr. Nursyirwan sebagai Ketua LP3M ISI Padangpanjang, bahwa pelatihan ini diadakan bekerjasama dengan LP3M Universitas Andalas. Pelatihan tersebut diikuti sebanyak 29 peserta dari kalangan dosen di lingkungan ISI Padangpanjang. Dan narasumber sebagian berasal dari LP3M Universitas Andalas, diantaranya Prof. Heni Lucida, Dr. Hendriati, Dr.Ike Revita,M.Hum, Dedison Gafni.,P.hD. Dr. Nursyirwan menyampaikan,  Pelatihan Pekerti ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan tentang prinsip-prinsip pedagogik dan metodologi serta keteramplan mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar mahasiswa. Meski demikian, ia mengingatkan agar dosen harus bisa menyiapkan pembelajaran pada masa saat ini yang biasanya menggunakan sibergogi. “Karena sudah masuk era Internet. Jadi pedagogi dan andragogi saja tidak cukup. Oleh karena itu nanti akan disampaikan bagaimana menyiapkan pembelajaran daring, menyiapkan instrumen daring,” ujarnya.

Prof. Dr. Henny Lucida, Apt, Ketua LP3M Universitas Andalas dalam sambutannya mengatakan bahwa pelatihan ini bukan sekadar menjelaskan bagaimana menjalankan pendidikan dan pengajaran dengan pedagogi. “Anak-anak bisa didorong belajar untuk mampu menggunakan teknologi informasi, mampu menentukan langkah dan sikapnya sehingga kita perlukan pedagogi,” tuturnya.Menurutnya, mahasiswa saat ini sudah bisa menentukan arahnya, bekerjasama, dan mampu belajar dengan mandiri dengan sesama temannya untuk meningkatkan kompetensinya. “Sehingga bisa kita kondisikan sistem pembelajarannya, yang biasa kita sebut andragogi,” jelasnya.

Pada akhirnya  berharap usai mengikuti pelatihan Pekerti ini adalah yang pertama dosen memiliki kompetensi yang baik dalam menyusun instruksional. “Yang kedua, memahami ilmu dalam aspek pembelajaran. Kemudian mampu melaksanakan pembelajaran di kelas, baik secara daring maupun luring,” tuturnya.