
Padang Panjang– ISI Padang Panjang kembali menunjukkan diri sebagai perguruan tinggi yang siap go internasional. Senin (23/5) Atase kebudayaan Amerika Serikat Leo Jilk
bersama konsulat di Medan mengunjungi kampus seni tertua di Sumatera tersebut. Pertemuan ini berkat jejaring yang sudah dibina dengan sejumlah seniman internasional. Rektor ISI Padang Panjang yang menyambut langsung kedatangan tim ini mengapresiasi perhatian yang diberikan pihak konjen.
“kami sangaat senang dengan kunjungan ini. Ini merupakan bentuk perhatian yang serius dari atase kebudayaan Amerika Serikat terhadap perguruan tinggi yang terus kami kembangkan ini,” kata rektor Prof Novesar Jamarun. Pada pertemuan yang berlangsung di gedung rektorat tersebut, hadir pula sejumlah struktur pimpinan serta perwakilan 3 prodi yakni Televisi dan Film, Fotografi serta Pariwisata. Rektor mengatakan, ISI PAdang Panjang sudah menjalin kerjasama internasional secara intensif sejak beberapa tahun terakhir. Kerjasama tersebut biasa dilakukan apabila dilaksanakan penampilan karya di negara bersangkutan. “ini pertama kali kita dikunjungi oleh atase kebudayaan Amerika. Dan ini akan jadi kesempatan luar biasa bagi ISI Padang Panjang untuk menguatkan kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga seni atau seniman di Amerika,” katanya. Pada kesempatan itu, dilakukan pula dialog untuk melihat kemungkinan kerjasama apa yang secepatnya dapat dilakukan.
Leo Jilk mengaku sangat antusias terhadap penjelasan rektor. “Ternyata ISI Padang Panjang penuh dengan berbagai talenta. Ke depan, kita akan coba untuk salurkan informasi tentang para seniman di ISI Padang Panjang dan karya-karya mereka untuk dapat terkait dengan sejumlah program,” katanya. Dikatakan pula, bahwa Kedubes Amerika di Indonesia sudah lama mempromosikan seni budaya Amerika di Indonesia dan begitu juga sebaliknya. Leo berjanji, akan ada beberapa kegiatan yang melibatkan ISI Padang Panjang. “Kegiaatan-kegiaatan seperti pertukaran karya, pertukaran mahasiswa dan workshop bersama dapat kita lakukan. Tinggal lagi melihat di bidang kreatif apa kita dapat melaksanakannya,” kata Leo.
Rachma Jaurinata selaku Cultural and Political Specialist US Consulate Medan yang turut datang bersama Leo menjelaskan, pihak pemerintah Amerika Serikat sangat mendukung perkembangan kesenian di Indonesia. “Untuk bidang musik misalnya, Amerika begitu mendukung perkembangan karya yang berbasiskan pada tradisi tetapi juga sekaligus memasukkan unsur modernitas di dalamnya,” katanya. Demikian juga dengan Film, yang menurut Rahma sangat menarik untuk menjadi wilayah kolaborasi antara pihak profesional di Amerika dengan para sineas ISI Padang
Panjang.
Uphie Abdurrahman sebagai Cultural Programmer US Embassy Jakarta menekankan bahwa pihaknya membutuhkan data atau dokumentasi yang lebih banyak tentang karya-karya para dosen dan mahasiswa ISI Padang Panjang. “Kami yakin, karya-karya dari sini bisa mendapat ruang pada sejumlah program kerjasama pemerintah Amerika dan Indonesia,” sebutnya.
Sebelumnya ISI Padang Panjang sudah merintis kerjasama internasional dengan perguruan tinggi dan lembaga seni yang ada di Turki, Rusia, RRC, Selandia Baru dan berbagai negara lainnya. Diharapkan pengembangan kerjasama yang lebih meluas ke arah internasionalisasi ini akan semakin meningkatkan apresiasi publik terhadap ISI Padang Panjang. Selain itu, para alumni ISI Padang Panjang kelak diharapkan dapat pula berkiprah di luar negeri. (rilis)