Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang menggelar Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui skema Membangun Desa/KKN Tematik tahun 2024. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang berharga kepada mahasiswa dengan terjun langsung ke tengah masyarakat, di luar lingkungan kampus, guna berkolaborasi dalam memecahkan permasalahan yang ada di desa. Melalui program ini, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan akademis mereka sekaligus berkontribusi pada pengembangan desa, khususnya dalam bidang seni, budaya, dan pariwisata.
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, terpilihlah 20 mahasiswa dari sembilan Program Studi (Prodi), yakni Seni Karawitan, Seni Tari, Antropologi Budaya, Televisi dan Film, Desain Komunikasi Visual (DKV), Desain Mode, Pendidikan Seni Kriya, Fotografi, dan Pariwisata. Pemilihan prodi ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh tim taskforce MBKM yang dipimpin oleh Ahmad Baharudin, M.Sn, dan Susandrajaya, M.Sn, yang merupakan pengelola KKN dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ISI Padangpanjang. Survei tersebut dilaksanakan di tiga lokasi, yakni Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, dan Kota Sawahlunto. Berdasarkan hasil survei, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, dipilih sebagai lokasi utama program ini, dengan mempertimbangkan potensi nagari setempat dan relevansi kompetensi mahasiswa dalam pengembangan seni, budaya, dan pariwisata.
Program Membangun Desa/KKN Tematik tahun 2024 ini dimulai pada tanggal 19 September 2024, ditandai dengan prosesi pengantaran mahasiswa dan pembekalan di kantor Kecamatan Sijunjung. Dalam sambutannya, Camat Kecamatan Sijunjung, Khairuddin, SE, menyampaikan apresiasi atas terpilihnya wilayah tersebut sebagai lokasi program. Ia berharap kehadiran mahasiswa ISI Padangpanjang dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan masyarakat di sembilan nagari yang ada di kecamatan tersebut.
Sementara itu, Kepala LPPM ISI Padangpanjang, Dr. Yusril, S.S., M.Sn, yang mewakili Rektor ISI Padangpanjang, menyampaikan bahwa program KKN Membangun Desa ini setara dengan 20 SKS dan berlangsung selama satu semester, dari 19 September hingga 30 Desember 2024. “Mahasiswa kami akan berkolaborasi dengan masyarakat, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat, terutama di bidang seni, budaya, dan pariwisata di Kecamatan Sijunjung,” ujarnya.
Bupati Sijunjung, yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Afineldi, SH, juga memberikan sambutan sekaligus menjadi narasumber dalam sesi pembekalan mahasiswa. Ia memaparkan sejumlah potensi wisata yang ada di Kecamatan Sijunjung, seperti Ngalau Palukahan, Ngalau Cigak, Ngalau Talago Silokek, Arung Jeram Batang Kuantan, Perkampungan Adat di Padang Ranah, serta berbagai seni pertunjukan tradisional seperti Talempong Kayu Durian Gadang. Selain itu, industri kerajinan lokal, UMKM masyarakat, serta Festival Mande juga menjadi program unggulan di wilayah tersebut. Afineldi berharap, kehadiran mahasiswa ISI Padangpanjang dapat turut mempromosikan potensi seni, budaya, dan pariwisata Kabupaten Sijunjung ke tingkat yang lebih luas.
Setelah pembekalan, para mahasiswa ditempatkan di lokasi pemondokan di Kampung Adat dengan pendampingan dari Dosen Pembimbing Lapangan, Ferry Hardianto, M.Sn. Sepanjang pelaksanaan KKN, mahasiswa bersama dengan dosen pembimbing akan merancang dan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kompetensi mereka, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan desa serta potensi seni dan budaya setempat.
Program Membangun Desa/KKN Tematik tahun 2024 yang dilaksanakan oleh Institut Seni Indonesia Padangpanjang ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat. Melalui kontribusi langsung mahasiswa dalam pemberdayaan seni, budaya, dan pariwisata di Kecamatan Sijunjung, diharapkan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat sekaligus pelestarian potensi budaya lokal. Dengan kolaborasi ini, tidak hanya mahasiswa yang mendapatkan pengalaman berharga, tetapi juga masyarakat yang merasakan manfaat dari ilmu dan kreativitas yang diterapkan. Program ini menjadi langkah awal yang strategis untuk terus membangun desa melalui pendekatan seni dan budaya.