APLIKASI KAMPUS MERDEKA, PRODI DESAIN MODE “NIKAH MASAL”

Padang– ISI Prodi desain mode ISI Padang Panjang mengambil langkah berani untuk mengembangkan diri. Dengan terbuka, prodi ini menggaet sejumlah pelaku dunia usaha dan dunia industri untuk berkolaborasi. Kesepakatan kerjasama itu ditandantangani pada Rabu (26/10). Ketua prodi Dini Yanuarni mengatakan, kerjasama ini adalah salah satu perwujudan kampus merdeka.

“Hari ini kita nikah masal. Ibaratnya dua pihak yang akan hidup bersama, tentu ada ijab kabulnya. Dan setelah itu antara prodi Desain Mode dan DUDI menjadi mitra selamanya,” katanya. Bentuk kerjasama akan meliputi penyusunan kurikulum, hingga penempatan mahasiswa dalam program magang. “Kampus merdeka mempersyaratkan agar perguruan tinggi menjalin kerjasama dan membuka peluang para mahasiswa untuk terkait langsung dengan dunia industri. Inilah yang kita lakukan saat ini,” sebutnya.

Sementara rektor ISI Padang Panjang Prof Novesar Jamarun mengatakan, kegiatan kerjasama semacam ini memang bertujuan untuk mendapatkan jejaring yang lebih luas, antara para akademisi ISI Padang Panjang dengan praktisi. “Dalam program kampus merdeka, kita harus memberi pengalaman kepada para mahasiswa untuk terjun ke dunia industri. Dan mereka juga dapat memilih sektor yang mereka inginkan. Disini kita mencoba merintisnya dengan pelaku usaha fashion, karena sektor ini cepat sekali berkembang,” sebutnya.

Rektor mengharapkan penandantangan kerjasama tidak hanya menjadi simbol semata. “Aplikasi berkelanjutan dari kerjasama ini harus benar-benar tampak. Kalau tidak, seremonial penandatanganan tidak akan berarti apa-apa,” katanya.

Emy Arlin, salah seorang perancang kenamaan yang turut digandengn dalam kerjasama ini mengaku sangat mengapresiasi langkah ISI Padang Panjang untuk membuka diri seperti ini. “Kami sangat mengapresiasi langkah prodi desain mode untuk mengajak pelaku dunia usaha dan dunia industri di bidang fashion seperti ini. Kami tentu juga punya ekspktasi bahwa suatu saat ISI padang Panjang dapat melahirkan tenaga-tenaga yang kami butuhkan dalam usaha kami,” katanya.

Sementara itu, pelaku usaha fashion dan penggerak Batik Lumpo Novia mengatakan kerjasama yang dilaksanakan sedapatnya juga turut membantu pelaku dunia usaha dan dunia industri dalam hal penggalian atau riset terhadap kekayaan motif, bahan dan model pakaian tradisional. “Sudah saatnya kita saling berkolaborasi, agar dunia fashion Sumbar semakin maju dan dilirik secara nasional, bahkan jika perlu internasional,” katanya. (rilis)