RIDWAN TULUS BICARA DI KULIAH UMUM ISI PADANGPANJANG

Rektor : KIta Akan Dirikan Prodi Kepariwisataan

Padangpanjang– Sektor kepariwisataan tiak mungkin dilepaskan dari kesenian. Seni dan kebudayaan senantiasa menjadi bagian dari perkembangan dan pengembangan kepariwisataan dari dulu hingga kini. Hal inilah yang mengemuka pada kuliah umum ISI Padang Panjang yang digelar Kamis (1/10) melalui zoom meeting dan live streaming Youtube.

Pakar kepariwisataan Indonesia asal Sumbar, Ridwan Tulus didaulat menjadi pembicara pada kuliah umum dengan tajuk “Green Tourism Is Solution For Indonesia and World Tourism”. Pada kata sambutannya, rektor ISI Padang Panjang Prof Novesar Jamarun mengatakan saat ini perguruan tinggi yang ia pimpina tengah mengusulkan berdirinya prodi kepariwisataan. “Kami sangat berharap nantinya apabila prodi ini telah berdiri dan melaksanakan aktifitas pendidikannya, akan banyak sinergi yang bisa dibangun dengan para pelaku usaha kepariwisataan di Sumbar dan Indonesia pada umumnya,” katanya.

Rektor bverharap agar kuliah umum hari itu dijadikan sebagai wahana pemicu motivasi bagi para mahasiswa dalam turut mengembangkan dunia kesenian bagi kemajuan pariwisata, khususnya di Sumatera Barat. “Seni dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Melalui kuliah umum ini diharapkan dapat membuka wacana kita bersama tentang revitalisasi peran dunia kesenian dalam pengembangan kepariwisataan,” sebutnya. Putra asli Sijunjung itu juga menyampaikan terimakasih kepada Ridwan Tulus selaku pembicara karena telah bersedia berbagi pengalaman dan motivasi kepada para mahasiswa yang mengikuti kuliah umum.

Sementara Ridwan Tulus sendiri dalam paparannya mengatakan, bahwa dalam konsep green tourism yang ia bangun, terdapat sejumlah titik berat yang menjadi perhatian. “Yang pertama kita memastikan bahwa usaha kepariwisataan yang kita jalankan memegang prinsip to protect the culture,” katanya. Kebudayaan sebagai sebuah aset harus tetap lestari selama proses pengembangan pariwisata di suatu daerah. “Kebudayaan itu adalah kekayaan kita. Jadi, jangan sampai pembangunan kepariwisataan justru mengorbankan kebudayaan. Justru kebudayaan dan kepariwisataan harus berjalan secara sinergis dan saling menunjang satu dengan yang lainnya,” sebutnya. Masyarakat dengan budaya yang terjaga akan senantiasa menjadi magnet luar biasa bagi para wisatawan, terutama wisatawan asing.

Kedua, Ridwan yang juga kerap menjadi motivator di SIngapura dan Malaysia ini menjelaskan bahwa aspek lingkungan hidup juga harus diperhatikan. “Konsep kedua kita adalah To protect the nature. Melalui kepariwisataan, alam justru dapat terjaga. Bagaimana caranya? ya kita harus libatkan para wisatawan untuk turut melestarikan alam tersebut,” sebutnya. Perhatian terhadap sampah, atau apa saja yang menjadi residu kepariwisataan terhadap alam harus diutamakan.

Ketiga, Ridwan juga memaparkan tentang konsep pemberdayaan. “Empowering adalah inti dari kepariwisataan yang harusnya tidak dikesampingkan. Masyarakat harus turut terberdayakan agar mereka menjadi satu kekuatan yang berdaya dan terangkat secara ekonomi,” katanya.

Dalam menjawab pertanyaan pada sesi diskusi, Ridwan banyak memaparkan pengalaman-pengalaman inspiratifnya saat menangani sejumlah klien. Ia menggugah para peserta kuliah umum, termasuk dosen-dosen bahkan rektor. Tak ayal, Prof. Novesar Jamarun menyampaikan jika prodi kepariwisataan betul berdiri di ISI Padang Panjang, Ridwan Tulus akan turut dilibatkan dalam perjalanan prodi itu ke depannya. (rilis-Fadhli)