Padangpanjang, 22 Desember 2025 — Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang memperingati Dies Natalis ke-60 yang dirangkaikan dengan Lustrum XII Tahun 2025 melalui Sidang Terbuka Senat dan Orasi Ilmiah, sebagai momentum refleksi perjalanan panjang institusi sekaligus peneguhan komitmen menuju perguruan tinggi seni yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global. Sidang Terbuka Senat secara resmi dibuka oleh Ketua Senat ISI Padangpanjang, Junaidi, M.Sn. Perayaan ini mengusung tema “Inovasi dan Kolaborasi Seni Berdampak”, selaras dengan arah kebijakan Kampus Berdampak Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Peringatan Dies Natalis ke-60 ISI Padangpanjang dihadiri oleh Wakil Wali Kota Padangpanjang, Kapolres Padangpanjang, perwakilan Kejaksaan Negeri Padangpanjang, Secata B Padangpanjang, mitra perbankan, mitra industri kreatif, para alumni, serta seluruh sivitas akademika ISI Padangpanjang. Pada kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Padangpanjang, Allex Saputra, hadir sebagai orator.
Rektor ISI Padangpanjang, Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum., dalam pidatonya menegaskan bahwa usia enam dekade merupakan fase kematangan institusi untuk terus bertransformasi dan menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat. Menurutnya, ISI Padangpanjang tidak hanya berperan sebagai pusat pengembangan seni dan budaya, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan melalui hilirisasi keilmuan seni.
“Perguruan tinggi hari ini tidak lagi cukup menjadi menara gading. ISI Padangpanjang harus hadir dan berdampak, menjawab kebutuhan nyata masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri, termasuk dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi seperti artificial intelligence dan penguatan ekonomi kreatif,” ujar Rektor.
Dalam perjalanan sejarahnya, ISI Padangpanjang yang bermula dari Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) pada 22 Desember 1965 dan kemudian bertransformasi menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, terus menunjukkan capaian yang signifikan. Sejumlah program studi berhasil meraih akreditasi internasional FIBAA, yakni Program Studi Seni Karawitan, Seni Tari, Seni Musik, dan Kriya Seni. Selain itu, institusi ini juga mencatat peningkatan prestasi mahasiswa di tingkat nasional dan internasional, penguatan riset dan publikasi ilmiah, serta perluasan kerja sama global dengan berbagai institusi pendidikan dan industri kreatif mancanegara.

Rektor juga menekankan bahwa penguatan tata kelola kelembagaan, peningkatan kesejahteraan sivitas akademika, penambahan guru besar, pengembangan infrastruktur, serta percepatan implementasi Badan Layanan Umum (BLU) menjadi bagian dari strategi besar menuju ISI Padangpanjang yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.
Tema “Inovasi dan Kolaborasi Seni Berdampak” dimaknai sebagai semangat kolektif seluruh sivitas akademika untuk terus berkarya, berkolaborasi lintas disiplin, dan menghadirkan seni yang memberi nilai tambah bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, Dies Natalis ke-60 ini tidak hanya menjadi perayaan seremonial, tetapi juga tonggak penguatan visi ISI Padangpanjang menuju perguruan tinggi seni terbaik di tingkat nasional dan Asia Tenggara.
Pada momentum Dies Natalis ke-60 Lustrum XII ini, ISI Padangpanjang juga menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang terdampak bencana di Sumatera Barat. Institusi ini memastikan kebijakan keberpihakan kepada mahasiswa terdampak bencana melalui pemberian penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan studi.
Solidaritas dan bantuan kemanusiaan terus mengalir ke ISI Padangpanjang, baik dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Universitas Bengkulu, Universitas Lampung, ISI Bali, maupun dari seluruh sivitas akademika ISI Padangpanjang.
Dalam semangat Dies Natalis ke-60, sebagian rangkaian kegiatan dialihwahanakan menjadi aksi kepedulian sosial bagi masyarakat terdampak bencana. Selain penyaluran bantuan, ISI Padangpanjang juga melaksanakan kegiatan trauma healing di sejumlah lokasi terdampak sebagai wujud nyata peran kampus seni dalam pemulihan psikososial masyarakat melalui pendekatan seni dan budaya.
Pada kesempatan yang sama, ISI Padangpanjang juga memberikan apresiasi dan penghargaan atas prestasi, dedikasi, serta kontribusi sivitas akademika dan insan seni budaya Minangkabau dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan seni dan budaya. Penghargaan dianugerahkan kepada dosen dan mahasiswa berprestasi yang berhasil mengharumkan nama ISI Padangpanjang di tingkat regional, nasional, hingga internasional. Rektor juga menyerahkan piagam penghargaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memasuki masa purnatugas sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian dan dedikasi selama bertugas.
Dengan kebersamaan dan dedikasi seluruh sivitas akademika, ISI Padangpanjang optimistis melangkah ke masa depan sebagai institusi pendidikan seni yang berintegritas, adaptif, dan berdampak nyata bagi bangsa dan dunia.
Selamat Dies Natalis ke-60 Lustrum XII Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Inovasi dan Kolaborasi Seni Berdampak untuk Indonesia.





