Pameran fotografi bukan semata suguhan visual yang memanjakan mata, tetapi juga menjadi ruang reflektif yang menghubungkan narasi, makna, dan kesadaran antara karya dan pengunjung. Dalam pameran bertajuk Menjaga Tradisi Sagu, dua fotografer yang juga dosen Prodi Fotografi ISI Padangpanjang — Benny Kurniadi dan Ivan Saputra — menyuguhkan dokumentasi visual mendalam tentang kehidupan masyarakat adat Mentawai, khususnya di Pulau Siberut.
Sebanyak 40 karya fotografi ditampilkan, menyoroti keterikatan erat antara masyarakat Mentawai dengan alam dan tradisi mereka. Fokus utama pameran ini adalah tradisi pengolahan sagu — bukan hanya sebagai bahan pangan utama, tetapi juga sebagai elemen penting dalam sistem kepercayaan, ritual, dan identitas budaya yang diwariskan lintas generasi.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan dominasi program substitusi pangan berbasis beras, masyarakat Mentawai tetap teguh mempertahankan sagu sebagai sumber penghidupan dan simbol peradaban lokal. Melalui sudut pandang yang jujur dan intim, para fotografer mengajak pengunjung memahami filosofi hidup masyarakat adat yang harmonis dengan lingkungan.
Pameran ini bukan hanya menampilkan gambar, tetapi juga membuka ruang dialog tentang ketahanan pangan, pelestarian tradisi, dan krisis identitas budaya yang kerap terpinggirkan. Menjaga Tradisi Sagu menjadi bentuk perlawanan simbolik terhadap amnesia budaya, sekaligus ajakan untuk kembali menghargai nilai-nilai lokal yang berkelanjutan dan manusiawi.
Melalui karya-karya ini, kita tidak hanya diajak untuk melihat, tetapi juga merasakan—tentang bagaimana sagu menjadi lebih dari sekadar makanan: ia adalah cerita, sejarah, dan harapan yang hidup bersama tanah dan manusia Mentawai.
Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan Fasilitas Pemajuan Kebudayaan 2025 dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, sebagai bagian dari komitmen negara dalam mendorong pelestarian dan pengembangan budaya berbasis komunitas. Dukungan ini menjadi wujud nyata bahwa tradisi lokal memiliki tempat penting dalam wajah kebudayaan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.