ISI Padangpanjang Alihkan Perayaan Dies Natalis ke-60/Lustrum XII Menjadi Gerakan Kemanusiaan “ISI Padangpanjang Peduli Bencana Sumatera Barat”

Padangpanjang – Menyikapi kondisi darurat akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat, Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang mengambil langkah cepat, strategis, dan penuh empati dengan mengalihkan seluruh rangkaian kegiatan seremonial Dies Natalis ke-60/Lustrum XII menjadi gerakan kemanusiaan bertajuk “ISI Padangpanjang Peduli Bencana Sumatera Barat.”

Keputusan ini tidak hanya merupakan penyesuaian agenda, tetapi sebuah pernyataan tegas mengenai komitmen ISI Padangpanjang sebagai institusi seni yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, solidaritas, serta keberpihakan terhadap masyarakat. Dalam situasi ketika warga Sumatera Barat membutuhkan dukungan nyata, ISI Padangpanjang memilih untuk hadir, membantu, dan bergerak bersama masyarakat, menempatkan kemanusiaan di atas perayaan.

Seluruh program yang sebelumnya dirancang sebagai bagian dari peringatan akademik dan seremoni lustrum kini dialihkan menjadi kegiatan bantuan dan pemulihan bencana, meliputi:

  1. Penyaluran Bantuan dan Logistik

Pendistribusian kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak melalui posko resmi, jaringan relawan, dan koordinasi dengan mitra kemanusiaan. Bantuan difokuskan pada kebutuhan mendesak seperti sembako, air bersih, pakaian, perlengkapan bayi, dan obat-obatan.

  • Pengerahan Relawan Kampus

Dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan turut dikerahkan untuk mendukung proses evakuasi, pendataan korban, operasional dapur umum, hingga berbagai kebutuhan teknis di lapangan.

  • Program Pendampingan Psikososial Berbasis Seni

Sebagai kampus seni, ISI Padangpanjang menyediakan pendekatan pemulihan emosional dengan menggelar kegiatan trauma healing berbasis seni, seperti stand up comedy, battle art, permainan tradisional anak, pertunjukan musik, serta creative workshop yang dirancang untuk memulihkan semangat dan kesehatan psikologis masyarakat.

  • 4. Kolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, dan komunitas seni untuk mempercepat distribusi bantuan dan pemulihan pascabencana

ISI Padangpanjang menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, komunitas seni, dunia usaha, dan organisasi masyarakat untuk memastikan proses bantuan berjalan efektif, terkoordinasi, dan tepat sasaran.

Rektor ISI Padangpanjang Dr. Febri Yulika, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk kepekaan dan rasa tanggung jawab kampus terhadap kondisi masyarakat Sumatera Barat.

“Perayaan Lustrum memang momentum penting bagi kampus, tetapi kepentingan kemanusiaan jauh lebih mendesak. Saat masyarakat berduka dan membutuhkan uluran tangan, ISI Padangpanjang harus hadir bersama mereka. Seni lahir dari empati, dan karena itu kami memilih untuk terjun langsung membantu masyarakat terdampak,” ujarnya.

Melalui gerakan ISI Padangpanjang Peduli Bencana Sumatera Barat, kampus mengajak seluruh sivitas akademika, alumni, pelaku seni, mitra institusi, dan masyarakat luas untuk bergotong-royong membantu percepatan pemulihan. Setiap bentuk kontribusi—baik tenaga, logistik, maupun donasi—akan sangat berarti bagi warga yang sedang berjuang bangkit dari dampak bencana.