Dalam Rangka Program Pengabdian Tanggap Darurat Bencana, ISI Padangpanjang Dampingi Pemulihan Warga Paninggahan

Solok , 24 Desember 2025— Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat Bencana yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Program ini mengusung tema “Revitalisasi Kebutuhan Rumah Tangga dan Psikologis Sosial sebagai Dukungan Pemulihan Pasca Bencana Banjir Bandang dan Longsor” dan dilaksanakan secara terfokus di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari respons kemanusiaan ISI Padangpanjang terhadap bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Nagari Paninggahan sendiri, bencana tersebut mengakibatkan kerusakan signifikan pada rumah warga dan fasilitas umum, serta meninggalkan dampak psikologis mendalam bagi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Tim pengabdian diketuai oleh Rahmad Washinton, S.Sn., M.Sn., dengan anggota tim yang terdiri dari Dr. Susasrita Loravianti, S.Sn., M.Sn., Chairul Haq, S.Sn., M.Sn., Ranelis, S.Sn., M.Sn., dan Siska Mitria Nova, M.M. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa perwakilan dari berbagai program studi di lingkungan ISI Padangpanjang sebagai bentuk pembelajaran sosial dan penguatan empati mahasiswa terhadap persoalan kemanusiaan.

Pelaksanaan kegiatan dipusatkan di tiga jorong terdampak, yaitu Jorong Parumahan, Jorong Subarang, dan Jorong Gando. Di ketiga lokasi tersebut, tim pengabdian menyalurkan bantuan logistik berupa kebutuhan pokok dan perlengkapan rumah tangga sederhana guna membantu warga kembali menjalankan aktivitas sehari-hari pascabencana.

Selain distribusi logistik, pendekatan psikososial juga menjadi fokus utama kegiatan. Di Jorong Subarang, tim melaksanakan pendampingan psikologis sosial melalui konseling kelompok serta aktivitas rekreatif dan edukatif bagi anak-anak sebagai upaya pemulihan trauma pascabencana. Sementara itu, di Jorong Gando, selain bantuan logistik, dilakukan pula penguatan dukungan sosial untuk menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dan solidaritas warga.

Ketua tim pengabdian, Rahmad Washinton, menyampaikan bahwa program ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik masyarakat, tetapi juga menyentuh aspek psikologis dan sosial yang sering kali terabaikan dalam situasi darurat. “Pemulihan pascabencana tidak cukup hanya dengan bantuan material. Dukungan psikososial menjadi kunci agar masyarakat dapat bangkit, pulih secara mental, dan kembali menata kehidupan,” ujarnya.

Pelaksanaan kegiatan di tiga jorong tersebut dalam rangka membangun solidaritas kemanusiaan dan memperkuat ketahanan masyarakat berbasis nilai-nilai empati dan kebersamaan. Melalui revitalisasi kebutuhan rumah tangga dan pendampingan psikologis sosial, diharapkan masyarakat Nagari Paninggahan dapat segera pulih, lebih resilien, serta memiliki kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.