ISI Padangpanjang Peduli: Mahasiswa dan Dosen Laksanakan Trauma Healing di Wilayah Terdampak Bencana Sumbar

Padangpanjang, 10 Desember 2025 — Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang mengerahkan tim mahasiswa dan dosen pembimbing untuk melaksanakan kegiatan trauma healing bagi masyarakat yang terdampak bencana alam di berbagai wilayah Sumatera Barat. Inisiatif kemanusiaan ini menjadi wujud nyata kepedulian kampus terhadap pemulihan psikososial penyintas bencana. Trauma healing dilaksanakan mulai tanggal 10 s/d 13 Desember 2025 di sejumlah titik yang terdampak.

Kegiatan trauma healing dilakukan di sejumlah titik yang terdampak cukup parah, meliputi: Tanjung Mutiara, Kabupaten Tanah Datar, Paninggahan, Saniang Baka, Selayo (Kabupaten Solok), Jorong Gumarang, Jorong Silungkang, Jorong Tantaman, Nagari Tigo Koto Silungkang, Palembayan (Kabupaten Agam), hingga Kota Padang.

Rektor ISI Padangpanjang, Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum, memberikan arahan langsung kepada seluruh tim sebelum keberangkatan. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian selama berada di wilayah terdampak bencana serta pengelolaan komunikasi yang sensitif kepada masyarakat yang sedang mengalami tekanan batin.

“Saya harap mahasiswa dan dosen pendamping tetap waspada, memperhatikan kondisi cuaca, serta menjaga tata krama komunikasi dengan warga yang mengalami musibah. Misi kita adalah membantu, menguatkan, dan menjadi bagian dari proses pemulihan mereka,” ujar Rektor.

Sementara itu, Wakil Rektor III ISI Padangpanjang, Dr. Susas Rita Loravianti, memberikan pengarahan teknis terkait pendekatan trauma healing di setiap lokasi. Ia menekankan pentingnya metode yang adaptif dan empatik sesuai karakter serta kebutuhan masing-masing daerah.

“Setiap wilayah memiliki tingkat kerentanan dan kondisi emosional yang berbeda. Pastikan praktik trauma healing dilakukan dengan penuh empati, kreativitas, dan pendekatan yang tepat agar benar-benar mampu membantu proses pemulihan,” jelasnya.

Kegiatan trauma healing ini menggunakan seni sebagai media pemulihan—mulai dari permainan kreatif, aktivitas gerak, seni rupa sederhana, musik, hingga sesi berbagi cerita—untuk membantu anak-anak hingga orang dewasa meredakan trauma dan mengembalikan semangat mereka.

Melalui langkah ini, ISI Padangpanjang berharap dapat memperkuat kapasitas pemulihan psikososial masyarakat sekaligus mempertegas peran seni sebagai medium penyembuhan dan solidaritas sosial.