Pemberdayaan Masyarakat Nagari Lawang lewat Pelatihan Membatik oleh Prodi Kriya Seni ISI Padangpanjang

Agam, 30 Oktober 2025 — Program Studi Kriya Seni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang melakukan pengembangan potensi ekonomi kreatif masyarakat melalui kegiatan Pelatihan Membatik untuk Souvenir di Desa Wisata Puncak Lawang.
Kegiatan ini menggandeng Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Manih Sarumpun sebagai mitra pelaksana, dengan tujuan menumbuhkan kreativitas, kemandirian, dan nilai ekonomi lokal melalui karya seni batik khas Nagari Lawang.

Batik, sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui dunia, merupakan perpaduan unik antara seni, teknologi, dan filosofi kehidupan. Melalui pelatihan ini, masyarakat diperkenalkan pada nilai luhur dan potensi ekonomi yang terkandung di dalamnya — bahwa batik bukan hanya selembar kain bermotif, tetapi juga simbol identitas dan daya cipta bangsa.

Ketua Program Studi Kriya Seni sekaligus tim pelaksana, Hendra, M.Sn, menyampaikan bahwa pelatihan ini dirancang untuk mengarahkan masyarakat agar mampu mengolah kain batik menjadi produk-produk souvenir bernilai jual tinggi.

“Desa wisata Puncak Lawang merupakan destinasi unggulan di Sumatera Barat dengan arus wisatawan yang terus meningkat. Kondisi ini menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk menghasilkan produk khas daerah seperti syal, sapu tangan, atau taplak batik sebagai souvenir eksklusif wisata,” ujarnya.

Sementara itu, Sumadi, M.Sn selaku Ketua Pelaksana Kegiatan menambahkan bahwa desain motif batik yang dikembangkan mengangkat kekhasan Puncak Lawang, seperti tanaman tebu yang tumbuh subur di kawasan tersebut serta ikon wisata paralayang yang menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.

“Kami ingin motif batik yang dibuat benar-benar mencerminkan jati diri daerah. Dengan begitu, setiap lembar batik yang dihasilkan bukan hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki cerita dan makna lokal,” jelasnya.

Pelatihan ini diikuti oleh para pemuda-pemudi Pokdarwis Manih Sarumpun yang antusias mengikuti setiap tahap pembelajaran. Peserta dilatih mulai dari pembuatan desain motif, proses mencanting di atas kain, teknik pewarnaan, penguncian warna, hingga proses melorod dan pengeringan akhir. Dari kegiatan ini, peserta berhasil menghasilkan beragam karya batik seperti sajadah mini, taplak meja, kain panjang, dan deta (ikat kepala tradisional) dengan corak khas Puncak Lawang.

Ketua Pokdarwis Manih Sarumpun, Zilfaroni, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan yang sangat bermanfaat ini.

“Selama ini, souvenir yang dijual di kawasan wisata kami sebagian besar berasal dari luar daerah, seperti Bukittinggi. Dengan pelatihan ini, kami berharap masyarakat Nagari Lawang mampu memproduksi souvenir khas sendiri. Batik ini nantinya akan menjadi identitas budaya sekaligus sumber ekonomi baru bagi masyarakat,” ujarnya penuh semangat.

Lebih lanjut, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 yang didukung oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristekdikti. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan serah terima paket peralatan dan bahan membatik lengkap dari tim pengabdi ISI Padangpanjang kepada Pokdarwis Manih Sarumpun, sebagai bentuk dukungan agar kegiatan membatik dapat terus berlanjut secara mandiri.

Melalui kegiatan ini, ISI Padangpanjang berharap dapat terus menjadi bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat berbasis seni dan budaya, sekaligus memperkuat posisi perguruan tinggi seni sebagai motor penggerak ekonomi kreatif di daerah.

“Kami yakin, ketika masyarakat mampu berkarya dengan potensi lokalnya sendiri, maka seni tidak hanya menjadi ekspresi, tetapi juga menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Hendra, M.Sn penuh optimisme.