Padangpanjang, 6–7 Oktober 2025 — Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang menggelar kegiatan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Kapasitas Institusi melalui Perubahan Organisasi dan Tata Kelola” yang berlangsung selama dua hari di Kampus ISI Padangpanjang.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor II ISI Padangpanjang, Dr. Iswandi, S.Pd., M.Pd., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya penguatan tata kelola organisasi sebagai bagian dari upaya mewujudkan perguruan tinggi yang unggul dan adaptif terhadap perubahan kebijakan nasional di bidang pendidikan tinggi.

“Melalui kegiatan ini, kita berharap seluruh unsur pimpinan dapat memahami arah kebijakan penataan organisasi yang menjadi dasar dalam memperkuat kapasitas kelembagaan ISI Padangpanjang. FGD ini menjadi momentum penting untuk menyiapkan langkah-langkah strategis ke depan,” ujar Dr. Iswandi.
Kegiatan menghadirkan narasumber dari Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (BOSDM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yaitu Widodo Budi Siswanto, Kepala Bagian Transformasi Organisasi, dan Krisanti Armi Dinda, Penelaah Teknis Kebijakan.
Dalam paparannya, tim BOSDM menjelaskan arah kebijakan terbaru terkait penataan organisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 189 Tahun 2024, Permendiktisaintek Nomor 1 Tahun 2024, serta Perpres Nomor 32 Tahun 2021. Kebijakan tersebut menekankan pentingnya penyesuaian struktur organisasi PTN agar lebih adaptif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Widodo Budi Siswanto menyampaikan bahwa penataan organisasi PTN didasarkan pada analisis beban kerja serta kebutuhan nyata dalam pelaksanaan fungsi pendidikan tinggi. “Organisasi perguruan tinggi harus mampu menyesuaikan diri dengan dinamika zaman, tanpa kehilangan fungsi utamanya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi,” ujarnya.

Sementara itu, Krisanti Armi Dinda menambahkan bahwa penataan organisasi juga mencakup penyusunan naskah akademik, analisis jabatan, serta peta jabatan yang menjadi dasar dalam penyusunan struktur baru PTN. “Proses perubahan organisasi harus melalui tahapan kajian mendalam, verifikasi, hingga persetujuan dari Kementerian PANRB,” jelasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pejabat struktural di lingkungan ISI Padangpanjang, yang secara aktif terlibat dalam sesi diskusi dan tanya jawab mengenai implementasi kebijakan penataan organisasi di perguruan tinggi seni.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, ISI Padangpanjang akan membentuk tim internal untuk menyusun naskah akademik dan analisis penataan organisasi sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat fondasi kelembagaan ISI Padangpanjang menuju tata kelola yang lebih efisien, transparan, dan berorientasi pada peningkatan mutu layanan akademik maupun non-akademik.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, ISI Padangpanjang menunjukkan komitmennya untuk terus bertransformasi dan beradaptasi demi menjadi perguruan tinggi seni yang unggul, berdaya saing, serta berperan aktif dalam pembangunan nasional melalui bidang seni dan budaya.