ISI Padangpanjang Dukung KKN Nagari Kreatif : Seni dan Budaya Jadi Motor Inovasi

Suasana ruang rapat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Sumatera Barat terasa hangat pada Rabu, 17 September 2025. Di sana, para perwakilan dari 25 perguruan tinggi se-Sumatera Barat berkumpul dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang mengusung tema besar “Satu Kabupaten – Satu Perguruan Tinggi: Sinergi Berkelanjutan Menuju Nagari Mandiri”. Agenda ini difokuskan pada penguatan integrasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan pengabdian masyarakat menuju lahirnya Nagari Creative Hub (NCH).

Program ini bukanlah sesuatu yang muncul tiba-tiba. Ia merupakan tindak lanjut dari KKN Terpadu Tuah Sakato yang telah digagas sejak 2020. Tahun-tahun sebelumnya, KKN ini berhasil memberi kontribusi nyata, terutama dalam upaya penanggulangan stunting di berbagai nagari di Kabupaten Pasaman Barat. Namun, pada 2025 program sempat fakum karena keterbatasan anggaran. Kini, dengan semangat baru, KKN kembali hadir membawa gagasan segar untuk tahun 2026, yakni Satu Kabupaten – Satu Perguruan Tinggi, yang diarahkan untuk memperkuat kemandirian nagari melalui Nagari Creative Hub.

Gagasan ini selaras dengan Asta Cita Presiden dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, terutama melalui strategi pembangunan dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Visi nasional tersebut kemudian diturunkan ke tingkat daerah melalui RPJMD Sumatera Barat dengan penekanan pada “Nagari/Desa Basis Kemajuan”. Isu strategis yang diangkat mencakup pengembangan sumber daya manusia, peningkatan partisipasi aktif masyarakat, hingga optimalisasi potensi nagari melalui pendekatan kreatif berbasis ekonomi lokal.

Dalam pemaparannya, Kepala Dinas PMD Provinsi Sumbar, Yozarwardi Usama Putra, S.Hut., M.Si, menegaskan bahwa FGD ini adalah langkah strategis untuk memperkuat kemandirian nagari/desa melalui sinergi dunia pendidikan. Perguruan tinggi, menurutnya, diharapkan mampu memilih kabupaten atau kota sebagai lokus KKN dengan mengedepankan potensi lokal agar Nagari Creative Hub benar-benar menjadi wadah yang produktif dan berkelanjutan.

Diskusi semakin hidup ketika masing-masing perguruan tinggi menyampaikan pengalaman KKN mereka sekaligus menanggapi gagasan baru ini. Meski sebagian besar menyambut positif, tidak sedikit pula yang mengajukan catatan dan saran. Beberapa kampus mengaku keberatan dengan konsep “satu kabupaten – satu perguruan tinggi”, sebab tidak semua perguruan tinggi memiliki program studi yang langsung berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi di tingkat nagari/desa. Selain itu, kekhawatiran muncul karena konsep tersebut dikhawatirkan dapat mengurangi semangat kolaborasi lintas kampus yang selama ini menjadi kekuatan utama KKN Terpadu.

Dari sisi seni dan budaya, pandangan menarik disampaikan oleh Susandrajaya, S.Sn., M.Sn, Koordinator Pusat Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus pengelola KKN dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Ia menegaskan bahwa konsep Nagari Creative Hub sebenarnya sudah lama dijalankan ISI Padangpanjang melalui KKN berbasis seni dan budaya. “Selama puluhan tahun, mahasiswa kami telah menghidupkan nagari kreatif dengan mengusung kearifan lokal. Program NCH yang kini digagas pemerintah provinsi tentu sejalan dengan misi kami,” ujarnya. Kendati demikian, ia juga menyoroti keterbatasan jumlah mahasiswa ISI Padangpanjang yang belum memungkinkan menjangkau seluruh nagari di Sumatera Barat.

Sebagai solusi, ia menyarankan agar tiap perguruan tinggi diarahkan untuk mengoptimalkan program studi sesuai kompetensi masing-masing, sehingga kolaborasi yang terbentuk bisa menguatkan dan menopang keberhasilan NCH secara komprehensif.

Menutup pertemuan, Kadis PMD Yozarwardi bersama Kabid Kerjasama Pembangunan dan Kawasan Perdesaan, Vera Irawati, ST., MM., menyampaikan bahwa konsep KKN Terpadu yang telah berjalan selama lima tahun terakhir tidak akan ditinggalkan begitu saja. Pihaknya akan mengkaji ulang format terbaik agar semangat sinergi antarperguruan tinggi tetap terjaga. Bahkan, dalam waktu dekat, akan dijadwalkan pertemuan lanjutan dengan Dinas PMD Kabupaten/Kota se-Sumbar untuk mendata potensi nagari yang layak menjadi lokus KKN Nagari Creative Hub.

FGD yang dilaksanakan ini tidak hanya menjadi ajang bertukar pikiran, tetapi juga menandai langkah awal menuju peta jalan baru pengabdian perguruan tinggi di Sumatera Barat. Harapannya, sinergi antara dunia akademik dan nagari/desa dapat melahirkan model pembangunan yang berkelanjutan, mandiri, dan tetap berakar pada kearifan lokal.