“LELAKU”: Karya Tari Tugas Akhir Angkat Nilai Spiritualitas Tradisi Jawa di Pasaman Barat

Padangpanjang – Mahasiswa Program Studi Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang kembali menunjukkan eksistensinya dalam ranah penciptaan seni pertunjukan melalui pementasan tugas akhir. Kali ini, karya bertajuk “LELAKU”, dikoreografi oleh mahasiswa teruji Windri Yulianingsih, tampil dengan kekuatan spiritual yang mendalam, terinspirasi dari tradisi tirakat masyarakat Jawa di Nagari Pujorahayu, Kabupaten Pasaman Barat.

Karya tari ini menyoroti praktik tirakat yang dilakukan masyarakat setempat pada malam satu Suro, sebuah ritual yang mengandung nilai-nilai ketenangan batin, pengendalian diri, dan kedekatan spiritual kepada Allah SWT. Lelaku menjadi refleksi perjalanan batin seorang manusia dalam berdzikir dan menahan gejolak batin, emosi, serta ego—dengan penekanan bahwa kekhusyukan yang sejati bukan hanya tampak secara fisik, tetapi lebih pada kemampuan mengelola ketenangan dari dalam.

Pertunjukan ini menjadi bagian dari tugas akhir penciptaan seni yang diuji secara akademik oleh Bapak Yan Stevenson, S.Sn., M.Sn. (Penguji 1), Bapak Kurniadi Ilham, S.Sn., M.Sn. (Penguji 2), dan dibimbing langsung oleh Bapak Emri, S.Sn., M.Sn.

Kesuksesan pertunjukan LELAKU juga tidak lepas dari dukungan penuh tim produksi yang terlibat secara kolaboratif, sebagai berikut: Koreografer: Windri Yulianingsih, Komposer: Manggau and Friend , Pimpinan Produksi: Mhd. Arif Silfhandi, Stage Manager: Inggrit Belinda, Penari: Windri, Indri, Dora, Isra, Sofia, Nia, Tasya, Putri dan lainnya

Karya LELAKU berhasil membawa penonton menyelami nuansa spiritual dan kesunyian batin yang menyentuh. Dengan pendekatan estetik dan simbolik, Windri Yulianingsih menghadirkan pertunjukan yang bukan hanya sarat makna, tetapi juga menjadi cerminan kearifan lokal yang kental dengan nilai religius. Institut Seni Indonesia Padangpanjang mengapresiasi penuh dedikasi seluruh tim yang terlibat dalam proses kreatif ini, dan berharap karya-karya seperti LELAKU dapat menjadi inspirasi bagi perkembangan seni pertunjukan Indonesia yang bersumber dari akar budaya lokal.